TUGAS KELOMPOK
Sejarah
Peradaban Islam Islam di
Spanyol (Andalusia) dan Pengaruhnya Terhadap Renaisans di Eropa
Di Susun oleh :
1.
2.
3.
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah
berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran,
Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat
dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan
Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang
mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa
dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa
banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat
penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen
banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi
“guru” bagi orang Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik
perhatian para sejarawan.
BAB II
PEMBAHASAN
“ISLAM DI SPANYOL (ANDALUSIA) DAN PENGARUHNYA
TERHADAP RENAISANS DI EROPA”
A.
Masuknya Islam Ke Spanyol
Islam pertama kali masuk ke
Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Spanyol sebelum kedatangan
Islam dikenal dengan nama Iberia/ Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika
negeri subur itu dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal inilah orang
Arab menyebutnya Andalusia.
Sebelum penaklukan Spanyol,
umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu
provinsi dari dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu
terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd al-Malik
mengangkat Hasan ibn Nu’man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada
masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu’man sudah digantikan oleh Musa ibn
Nushair. Di zaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah
kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga
menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di
pegunungan-pegunungan. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama
kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayah
memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan
Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa al-Walid). Sebelum dikalahkan
dan kemudian dikuasai Islam, dikawasan ini terdapat kantung-kantung yang
menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gotik.
Dalam proses penaklukan
Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa
memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharik
ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan
penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa
itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah tentara
berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Ia menang
dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit
jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam
tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta
dorongan yang besar untuk memperoleh
harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim
pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Thariq ibn Ziyad lebih banyak
dikenal sebagai penaklukan Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya
lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung
oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah
al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat
pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal
dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dalam pertempuran di Bakkah, Raja
Roderick dapat dikalahkan. Dari situ seperti Cordova, Granada dan Toledo (Ibu
kota kerajaan Goth saat itu).
Kebudayaan islam memasuki Eropa melalui beberapa jalan, antara lain melewati
Andalusia. Ini karena kaum muslimin telah menetap di negeri itu sekitar abad 8
abad lamanya. Pada masa itu kebudayaan Islam di negeri itu mencapai puncak
perkembangannya. Kebudayaan Islam di Andalusia mengalami perkembangan yang
pesat diberbagai pusatnya, misalnya Cordova, Sevilla, Granada, dan Toledo.
Kemenangan pertama yang
dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih
luas lagi. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di
Spanyol, termasuk bagian utaranya mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah
berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99
H/717 M, dengan sasarannya menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan
Prancis Selatan. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada
permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh ke
Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia.
Kemenangan-kemenangan yang
dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari
adanya faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternalnya antara
lain pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial,
politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan yang menyedihkan.
Begitu juga dengan adanya perebutan kekuasaan di antara elite pemerintahan,
adanya konflik umat beragama yang menghancurkan kerukunan dan toleransi di
antara mereka. Kondisi terburuk terjadi
pada masa pemerintahan Raja Roderick, raja terakhir yang dikalahkan Islam. Awal
kehancuran Ghot adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari
Seville ke Toledo, sementara Witiza yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah
Toledo diberhentikan begitu saja.
Hal yang menguntungkan tentara
Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang
tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang. Selain itu orang Yahudi yang
selama ini tertekan juga telah mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan
bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun faktor internalnya
yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan
dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada
khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak,
bersatu dan penuh percaya diri. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang
terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut
kehadiran Islam di sana.
B.
Perkembangan Islam Di Spanyol
1.
Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol
berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah
yang terpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol
belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik dari
dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di
antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping
itu, terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di Damaskus dan gubernur
Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah
yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua
puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat
singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang
saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar
asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan
yang terus-menerus bersaing yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab
Selatan). Perbedaan etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama
ketika tidak ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu
tidak ada gubernur yang mampu
mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama. Periode
ini berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138
H/755 M.
2.
Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol
berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau
gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu
dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I
yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (yang masuk
ke Spanyol). Ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abd al-Rahman al-Dakhil,
Hisyam I, Hakam I, Abd al-Rahman al-Ausath, Muhammad ibn Abd al-Rahman, Munzir
ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, umat Islam
Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan baik dibidang politik maupun bidang
peradaban. Abd al-Rahman al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan
sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal sebagai pembaharu
dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol.
Sedangkan Abd al-Rahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.
Pemikiran filsafat juga mulai pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman
al-Ausath.
Pada pertengahan abad ke-9
stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang
mencari kesahidan (Martyrdom).
Gangguan politik yang paling
serius pada periode ini datang dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di
Toledo pada tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun.
Di samping itu sejumlah orang yang tak puas membangkitkan revolusi. Yang
terpenting diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafshun dan
anaknya yang berpusat di pegunungan dekat Malaga. Sementara itu, perselisihan
antara orang-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi.
Namun ada yang berpendapat
pada periode ini dibagi menjadi dua yaitu masa KeAmiran (755-912) dan masa ke
Khalifahan (912-1013).
3.
Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai
dari pemerintahan Abd al-Rahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya
“raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif. Pada
periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar Khalifah, penggunaan
khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa
Muktadir, Khalifah daulah Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh
pengawalnya sendiri. Menurut penilainnya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana
pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat
ini merupakan saat yang tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang
dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah gelar ini
dipakai mulai tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode
ini ada tiga orang yaitu Abd al-Rahman al-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976
M), dan Hisyam II (976-1009 M).
Pada periode ini umat Islam
Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan daulat
Abbasiyah di Baghdad. Abd al-Rahman al-Nasir mendirikan universitas Cordova.
Akhirnya pada tahun 1013 M,
Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu
Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di
kota-kota tertentu.
4.
Periode Keempat (1013-1086
M)
Pada periode ini, Spanyol
terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan
raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti
Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah
Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam memasuki masa pertikaian
intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang
bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan
dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya
orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan.
Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus
berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan
untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.
5.
Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Spanyol Islam
meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan
yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti
Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan
agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M
ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Pada masa
dinasti Murabithun, Saragosa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M.
Dinasti Muwahhidun didirikan
oleh Muhammad ibn Tumazi (w.1128). Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah
pimpinan Abd al-Mun’im. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh
kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami
Muwahhhidun menyebabkan penguasanya memilih meninggalkan Spanyol dan kembali ke
Afrika Utara tahun 1235 M. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa
Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas
dari kekuasaan Islam.
6.
Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada peride ini yaitu antara
tahun (1232-1492) ketika umat islam Andalus bertahan diwilayah Granada dibawah
kuasa dinasti bani Amar pendiri dinasti ini adalah Sultan Muhammad bin Yusuf
bergelar Al-Nasr, oleh karena itu kerajaan itu disebut juga Nasriyyah.
Periode ini, Islam hanya
berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban
kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman an-Nasir. Kekuasaan
Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena
perselisihan orang-orang istana dalam perebutan kekuasaan. Abu Abdullah
Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya
karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia
memberontak dan berusaha merampas kekuasaannya. Dalam pemberontakan itu,
ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa’ad. Abu Abdullah kemudian
meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua
penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik
tahta. Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan kedua kerajaan
besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup puas. Keduanya ingin merebut
kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan
serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia
menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika
Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M.
Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi
meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat
Islam didaerah ini.
C.
Kemajuan Peradaban
· Kemajuan
Intelektual
Spanyol adalah
negara yang subur. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang
terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan) al-Muwalladun (orang-orang
Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-shaqalibah
(penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan
Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran),
Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang
kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir memberikan saham
intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan
kebangkitan ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
a) Filsafat
Islam di Spanyol telah
mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah
Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan
Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. minat terhadap filsafat dan ilmu
pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa
Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M).
Tokoh utama pertama dalam
sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih
dikenal dengan Ibn Bajjah. Tokoh utama yang kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail,
penduduk asli Wadi Asa, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat
pada usia lanjut tahun 1185 M.
Bagian akhir abad ke-12 M
menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di
gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Rusyd dari Cordova.
Pada abad ke 12 diterjemahkan
buku Al-Qanun karya Ibnu Sina (Avicenne) mengenai kedokteran. Diahir abad ke-13
diterjemahkan pula buku Al-Hawi karya Razi yang lebih luas dan lebih tebal dari
Al-Qanun.
b) Sains
Abbas ibn Fama termasyhur
dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia orang yang pertama kali menemukan pembuatan
kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia
dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa
lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak
antara tata surya dan bintang-bintang. Ahad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli
dalam bidang obat-obatan. Umi al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan
al-Hafidzh adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan
geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibn
Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim
Mediterania dan Sicilia dan Ibn Bathuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai
Samudra Pasai dan Cina. Ibn Khaldun (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada,
sedangkan Ibn Khaldun dart Tum adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan
di atas bertempat tinggal di Spanyol yang kemudian pindah ke Afrika.
c) Fikih
Dalam bidang fikih, Spanyol
dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini disana
adalah Ziyad ibn Abd al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn
Yahya yang menjadi qadhi pad masa Hisyam ibn Abd al-Rahman. Ahli-ahli fikih
lainnya yaitu Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi dan Ibn
Hazm yang terkenal.
Sedillot berkata, “Mazhab
Maliki itulah yang secara khusus memikat pandangan kita karena hubungan kita
dengan bangsa Arab Afrika. Pada waktu itu pemerintah Prancis menugaskan Dr.
Peron untuk menerjemahkan buku Fiqh Al Mukhtashar karya Al Khalik bin Ishaq bin
Ya’qub (w. 1422 M).
d) Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni
suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan ibn Nafi
yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diadakan pertemuan dan jamuan, Zaryab
selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai pengubah
lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun
wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
e) Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi
bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Diantara para ahli
yang mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa
yaitu Ibn Sayyidih, Ibn malik pengarang Alfiyah, Ibn Huruf, Ibn Al-Hajj,
Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Gharnathi.
· Kemegahan Pembangunan Fisik
Orang-orang memperkenalkan
pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek
curah air waduk dibuat untuk konservasi. Pengaturan hydrolik itu dibangun
dengan memperkenalkan roda air asal Persia yang dinamakan na’urah (Spanyol
Noria). Namun pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan
gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman,
taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota
al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana al-Makmun,
mesjid Seville dan istana al-Hamra di Granada.
· Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
Spanyol Islam, kemajuannya
sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang
mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd al-Rahman
al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.
Keberhasilan politik
pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa
lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah dan adanya toleransi yang
ditegakkan oleh penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi.
D.
Penyebab Kemunduran Dan Kehancuran
§ Konflik Islam dengan Kristen
§ Tidak adanya Ideologi Pemersatu
§ Kesulitan Ekonomi
§ Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
§ Keterpencilan.
Namun
ada faktor lain yang menyebabkan kemunduran kebudayaan islam yaitu:
§ Kelemahan dibidang politik
§ Munculnya orang-orang Moghul
§ Munculnya unsur Turki
E.
Pengaruh Peradaban Spanyol Islam Di Eropa
Spanyol merupakan tempat yang
paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan
politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antarnegara. Orang-orang
Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh
meninggalkan negara-negara tetangga Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan
sains di samping bangunan fisik.
Berawal dari gerakan
Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan
rasionalisme pada abad ke-17 M.
Pengaruh ilmu pengetahuan
Islam atas Eropa yang sudah berlangsung
sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance)
pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
Walaupun Islam akhirnya
terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah
membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah
kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad
ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M,
rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan (aufklaerung) pada abad
ke-18 M.
BAB III
KESIMPULAN
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711
M melalui jalur Afrika Utara. Wilayah Andalusia yang sekarang disebut dengan
Spanyol diujung selatan benua Eropa, masuk kedalam kekuasaan dinasti bani
Umayah semenjak Tariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair gubernur Qairuwan,
mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik Raja bangsa Gothia (92 H/ 711 M).
Spanyol diduduki umat islam pada zaman kholifah Al-Walid (705-715), salah
seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus.
Perkembangan Islam di Spanyol berlangsung lebih
dari tujuh setengah abad. Perkembangan itu dibagi menjadi enam periode yaitu: Periode
Pertama (711-755 M), Periode Kedua (755-912 M), Periode Ketiga (912-1013 M), Periode
Keempat (1013-1086 M), Periode Kelima (1086-1248 M), dan Periode Keenam
(1248-1492 M).
Kemajuan peradaban itu dipengaruhi oleh kemajuan
intelektual yang di dalamnya terdapat ilmu filsafat, sains, fikih, musik dan
kesenian, begitu juga dengan bahasa dan sastra, dan kemegahan pembangunan
fisik.
Faktor-faktor pendukung kemajuan Spanyol Islam, diantaranya
kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan
berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd
al-Rahman al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut
ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori
kegiatan-kegiatan ilmiah dan adanya toleransi yang ditegakkan oleh penguasa
terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi.
Penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di
Spanyol antara lain, konflik Islam dengan Kristen,tidak adanya Ideologi
pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan
keterpencilan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.4shared.com/office/cvkKLuSe/sejarah_peradaban_islam_islam_.html
Dr. As-Siba’i Mustafa, Peradaban
Islam Dulu, Kini dan Esok. Gema Insani Press, Jakarta : 1993
Dr. Yatim Badri, M.A, Sejarah
Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003
Katalog Dalam Terbitan
(KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebuidayaan Islam, Logos Wacana Ilmu
Jakarta 1996
Majid Mun’im Abdul, Sejarah
Kebudayaan Islam, Pustaka : 1997
Perpustakaan Nasional :
Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam,
Logos Wacana Ilmu, Jakarta 1996.
Prof. Dr. Hj. Sunanto Musyrifah,
Sejarah Islam Klasik, Jakarta Timur, Penada Media: 2003
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
“ISLAM DI SPANYOL (ANDALUSIA) DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS DI EROPA”....................................................................................................... 2
A. Masuknya Islam
ke Spanyol ................................................................... 2
B. Perkembangan
Islam di Spanyol ............................................................. 5
C. Kemajuan
Peradaban .............................................................................. 10
D. Penyebab
Kemunduran dan Kehancuran ................................................ 13
E. Pengaruh
Peradaban Spanyol Islam di Eropa ......................................... 14
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar